Pemanfaatan Kulit Ari Kedelai Menjadi Pelet Pakan Ayam Bernilai Tambah di Desa Biting, Kecamatan Arjasa
Main Article Content
Abstract
Desa Biting, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Jember, menghasilkan limbah kulit kedelai sebanyak 15–20 kg/hari dari usaha mikro tahu-susu. Meski sering dibuang, limbah ini mengandung 14,45% protein, 47,01% serat kasar, dan energi metabolisme 3.060,48 kcal/kg, sehingga berpotensi dimanfaatkan sebagai pakan ayam. Pada Februari hingga Juni 2025, dilakukan program edukasi partisipatif untuk mengolah limbah ini menjadi pakan bernilai tambah. Prosesnya meliputi perendaman kulit kedelai selama 2–3 jam untuk mengurangi anti-nutrien, penjemuran selama 6–8 jam hingga kadar air ≤12%, penggilingan hingga ukuran 40–60 mesh, lalu pencampuran dengan bekatul (20%), jagung giling (15%), dan tepung ikan (10%) untuk mencapai kadar protein 18–20%. Campuran kemudian dipellet (diameter 3–4 mm), dikeringkan, dan diuji secara proksimat serta dievaluasi secara ekonomi. Hasilnya, pakan memenuhi standar nutrisi dengan biaya produksi Rp1.200/kg dan harga jual Rp2.000–2.800/kg, menghasilkan keuntungan Rp1.000–1.800/kg dan berpotensi menambah pendapatan usaha mikro sebesar Rp972.000/bulan. Efektivitas penyuluhan terlihat dari peningkatan skor post-test sebesar 90%. Inisiatif ini mengurangi limbah dan menciptakan nilai ekonomi dengan teknologi sederhana. Untuk keberlanjutan, diperlukan pembentukan koperasi, dukungan teknis berkelanjutan, akses pembiayaan, dan perluasan pemasaran. Penelitian lanjutan dibutuhkan untuk menguji performa ayam serta kestabilan kualitas pellet selama penyimpanan
Article Details

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.